Minggu, 07 Februari 2010

Indonesia-Canada Youth Exchange Program (ICYEP)


Indonesia-Canada Youth Exchange Program (ICYEP) atau dikenal dengan singkatan PPIK (Pertukaran Pemuda Indonesia Kanada) terselenggara berkat kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Kanada. Pada tahun 1971 terciptalah CWY (Canada World Youth) yang mendanai dan mengelola ICYEP di Kanada. Indonesia sendiri telah bergabung bersama CWY dan menjadi bagian darinya pada tahun 1973. Di Indonesia, ICYEP dikelola oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga ( KEMENPORA).

Peserta ICYEP berjumlah 54 orang : 27 peserta berasal dari berbagai perwakilan dari provinsi di Indonesia dan 27 peserta berasal dari berbagai daerah di Kanada. ICYEP dibagi kedalam 3 group. Masing-masing group terdiri dari 18 peserta. 9 peserta dari Indonesia dan 9 peserta dari Kanada. Penempatan group itu sendiri yaitu : Hallifax-Depok , Charlottetown-Cikandang, dan Truro-Sei gohong. Sedangkan masing-masing group dipimpin oleh 2 supervisor. 1 supervisor dari Kanada dan 1 supervisor dari Indonesia. Tahun 2013, berdasarkan hasil seleksi Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diadakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Sumatera Selatan pada bulan April, peserta atas nama Marina Novita terpilih untuk mewakili Provinsi Sumatera Selatan untuk mengikuti ICYEP.

Para peserta ICYEP dari 27 provinsi yang ada di Indonesia menjalani tahapan Pre Departure Training atau PDT yang diadakan di Jakarta selama 10 hari. Selama PDT peserta diberikan pembekalan materi dari narasumber-narasumber yang kompeten dan sangat menginspirasi , ada juga diskusi kelompok yang dibimbing oleh para alumni ICYEP yang juga sekaligus sebagai panitia pelaksana dan mendapatkan kepercayaan penuh dari kemenpora untuk mempersiapkan peserta dalam menjalani program selama 6 bulan. Peserta juga diberikan arahan dan bimbingan dari alumni ICYEP untuk mempersiapkan keterampilan kebudayaan seperti menari tarian daerah dan menyanyi lagu-lagu daerah di Indonesia untuk diperkenalkan , dipromosikan dan nantinya akan ditampilkan dalam kegiatan Culturural Performance yang digelar pada saat farewell party baik di Kanada maupun di Indonesia.

ICYEP dibagi menjadi 2 Fase, yang mana selama 3 bulan berada di Fase Kanada dan 3 bulan berikutnya berada di Fase Indonesia. Seperti yang telah disebutkan di atas, masing-masing group mendapatkan penempatan yang berbeda. Seperti Group Truro-Sei gohong yang merupakan penempatan perwakilan dari provinsi Sumsel,Marina, pada Fase Kanada berada di Truro yaitu kota kecil yang merupakan bagian dari Nova Scottia, sedangkan di Fase Indonesia berada di Desa Sei Gohong yang merupakan desa kecil bagian dari provinsi Kalimantan Tengah,Palangkaraya.

Tujuan dari ICYEP itu sendiri adalah menambah pengetahuan dn wawasan global bagi pemuda, menambah jaringan internasional bagi pemuda dan organisasi nya, menjadi wadah bagi pemuda Indonesia untuk menyampaikan gagasan pada forum internasional, meningkatkan citra pemuda indonesia di kancah internasional, serta mempromosikan budaya dan pariwisata daerah dan indonesia.

Ada beberapa bagian kegiatan yang dilaksanakan para peserta ICYEP selama 6 bulan program berlangsung:

1. VOC.

Kegiatan ini merupakan latihan bagi para peserta baik peserta dari Kanada maupun Indonesia yangmana sama halnya dengan PDT yang dilaksanakan oleh peserta Indonesia di Jakarta. Namun, disini para peserta sudah mulai berkenalan satu sama lain,memahami makna Culture Shock,beradaptasi terhadap lingkungan,cuaca,bahasa,makanan dan lain sebagainya. Disini para peserta tinggal bersama di daerah yang bernama Tatamagouche. Dan setiap kamar terdiri dari 4 peserta.2 peserta Indonesia dan 2 peserta Kanada. Hidup seperti asrama namun enjoy. Para peserta selama 5 hari dibekali berbagai pengetahuan tentang program dan peraturan-peraturan yang harus ditaati selama program. Disini, para peserta diberitahu siapa counterpart yang akan hidup dan tinggal bersama selama 6 bulan program.

2.Workplacement.

Di Fase Kanada, Para peserta mempunyai tempat kerja di instansi-instansi terkait sesuai dengan minat dan keahlian. Namun, karena ini program volunteer, maka para peserta kebanyakan mendapatkan workplacement di bidang-bidang sosial. Seperti misalnya Marina mendapatkan workplacement di Colchester Community Workshop yang mana instansi tersebut mempunyai berbagai usaha seperti penjualan barang bekas,cafe,bengkel yang pekerjanya itu sendiri merupakan orang orang cacat yang diberdayakan agar dapat bekerja dan digaji dengan Upah Minimum. Tidak hanya itu,para peserta lain juga ada yang bekerja dengan orang-orang yang keterbelakangan mental,sosial issue,ada juga yang bekerja sebagai guru pendamping di Elementery School dan lain sebagainya. Sedangkan di Fase Indonesia, para peserta tidak mempunya tempat kerja yang pasti, namun projek-projek yang dipilih sesuai minat dan bakat peserta. Misalnya,menjadi guru bahasa Inggris dan Perancis di SD, guru literasi,guru seni bagi anak-anak di desa.

3. EAD (Educational Activity Day).

Ini merupakan pembelajaran bagi para peserta mengenai topik yang dipilih. Diadakan satu kali dalam satu minggu. Para peserta bersama counterpart masing-masing memilih topik yang akan dibahas dan diajarkan kepada peserta lain.di Fase Kanada, Misalnya Marina,memilih topik Healthy Life. Dalam 1 hari tersebut Marina dan Counterpartnya,Maddie Bennet,mengorganized apa saja kegiatan yang akan dilakukan sebagai pembelajaran.Mulai dari check in,energizer,video,narasumber,sampai kesimpulan kegiatan. Sedangkan di Fase Indonesia topik yang dipilih adalah Lokal Infrastruktur dan juga Magic.Kegiatan ini berlangsung dari jam 09:00 pagi sampai 04:00 sore.

4. Host Family.

Para peserta tinggal dan hidup bersama keluarga angkat. Peserta dan counterpartnya biasanya tinggal dalam satu kamar bahkan 1 kasur. Mereka harus beradaptasi dengan keluarga angkat masing-masing, dan mengikuti peraturan yang telah ditentukan oleh orang tua angkat. Misalnya di Fase Kanada,Marina mendapatkan hostfamily dengan 9 anak namun hanya ada 1 saudara laki-laki yang masih tertinggal disana. Mereka adalah keluarga vegetarian yang setiap harinya makan-makanan vegan. Sedangkan di Fase Indonesia, Marina dan counterpartnya tinggal dengan banyak anggota keluarga dalam 1 rumah,yaitu 3 saudara perempuan,1 saudara laki-laki dan 3 orang keponakan. Mereka tinggal dan hidup bersama seperti sudah menjadi bagian dari keluarga.

5. Culture Performance.

Para peserta terutama peserta Indonesia menunjukkan dan menampilkan berbagai kesenian daerah Indonesia. Seperti tari-tarian dan lagu-lagu daerah. Orang-orang Kanada datang dan membeli tiket culture show tersebut dengan harga per orang 10 dollar Canada ( CAD ). Menyiapkan berbagai masakan khas Indonesia seperti nasi goreng,rawon,rendang,bakwan,sop ayam dan lain sebagainya. Seperti group Truro-Sei Gohong, nama dari Culture Show tsb yaitu “Semalam di Indonesia” sedangkan nama Culture Show di Fase Indonesia yaitu “Festival Sei Gohong”. Namun di Fase Indonesia agak berbeda, peserta juga melibatkan anak-anak atau community dari masyarakat setempat untuk dapat berkontribusi dalam mengisi acara.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates